Profil Kepala Madrasah

Nurul Husna al-Fayanah, S.Pd., santri lebih akrab menyapanya ka’ Unna, adalah Kepala Madrasah Ibtidaiyah Pondok Pesantren MDIA Bontoala. Selain itu, ka Unna juga sebagai guru Bahasa Inggris di Madrasah Aliyah dan Madrasah Tsanawiyah, kelas 7, MDIA Bontoala.

Ka Unna, sejak menamatkan Madrasah Aliyah di Pondok Pesantren MDIA Bontoala, telah menjadi pembina di almamaternya tersebut. Pertengahan 2007 diangkat sebagai tenaga administrasi Pondok Pesantren MDIA Bontoala.

Tahun 2008, tercatat sebagai mahasiswa Keperawatan Universitas Islam Makassar (UIM Makassar). Menjadi Perawat, ternyata bukanlah cita-cita ideal menurutnya, menjelang masuk tahun ke-2 di UIM Makassar, Ia memutuskan mendaftar di Program studi Pendidikan Bahasa Inggris, Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar.

Di tahun 2009 itulah, ka Unna tercatat sebagai mahasiswa bahasa Inggris UIN Alauddin Makassar dan selesai tahun 2014. Bukan tanpa sebab kenapa ka Unna terlambat selesai kuliah. Ini karena sebuah keputusan yang mengubah hidupnya, menikah di usia muda.

Sebelum memulai semester awal kuliah tahun 2010-2011, Ia melangsungkan pernikahannya. Ia harus berjuang antara mengurus keluarga dan tetap menjadi mahasiswa yang disiplin. Belum lagi statusnya sebagai pembina di almamaternya.

Ka Unna, kepala MI MDIA Bontoala, adalah ibu muda yang juga aktivis sejak mahasiswa. Tahun 2007 sudah tercatat sebagai kader Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) komisariat UIM Makassar. Dan setelah sarjana, Ia aktif di Fatayat Nahdlatul Ulama kota Makassar. Hingga saat ini, Ia tercatat sebagai sekretaris Fatayat NU kota Makassar.

Selain itu, sebelum diangkat menjadi Kepala MI MDIA Bontoala, ka Unna sudah menjadi wali kelas di kelas 9 MTs MDIA Bontoala, sejak tahun 2014. Tahun ajaran 2015-2016 jadi wali kelas 10 MA MDIA Bontoala hingga saat ini.

Ibu muda, aktivis, sekaligus jadi guru seakan belum cukup, ka Unna juga adalah pembina tari sekaligus koreografer tari modern di Pondok Pesantren MDIA Bontoala Makassar, digelutinya hingga saat ini.

Di mata santri, ka Unna adalah guru Milenial yang asyik. Ia bisa jadi guru sekaligus teman, sahabat, bahkan tak jarang orang tua santri berterima kasih atas kehadirannya sebagai guru yang mampu membina santrinya. Hal tersebut juga dibuktikan tiga tahun terakhir, ka Unna selalu mendapatkan predikat guru terbaik dan terfavorit