KEMAMPUAN ANALISIS MATERI STRUKTUR AL-QUR’AN MELALUI METODE PROJECT BASED LEARNING
Ahmad Syahrudin Asis
Guru MAN 3 Kota Makassar
ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kurangnya pengetahuan peserta didik dalam memahami materi struktur Al-Qur’an. Hal tersebut terlihat dari hasil belajar peserta didik yang belum mencapai KKM. Data yang diperoleh pada tahap pra siklus, dari 17 peserta didik hanya 7 orang yang mencapai KKM atau hanya 41%. Untuk meningkatkan kemampuan menganalisis materi struktur Al-Qur’an, diambil tindakan pembelajaran menggunakan metode Project Based Learning.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah melalui Project Based Learning dapat meningkatkan kemampuan menganalisis materi struktur Al-Qur’an peserta didik kelas X MA PP MDIA Bontoala Makassar?
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan model PTK Kurt Lewin yang terdiri dari dua siklus. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi dan tes. Pada teknik observasi yaitu dengan menggunakan lembarobservasi kegiatan guru dan peserta didik, sedangkan pada teknik tes adalah tes tertulis yaitu menggunakan butir-butir soal tes.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di MA PP MDIA Bontoala Makassar maka dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Project Based Learning dapat meningkatkan kemampuan menganalisis struktur Al-Qur’an pada mata pelajaran Al-Qur’an Hadis peserta didik kelas X MA PP MDIA Bontoala Makassar. Hal ini dapat dilihat dari aktivitas peserta didik yang pada kondisi awal (pra siklus) sebelum penerapan model pembelajaran Project Based Learning hanya 47%, pada siklus I setelah penerapan model pembelajaran Project Based Learning meningkat menjadi 65 % dan pada siklus II 85%.
Begitupun kemampuan peserta didik dalam menganalisis materi struktur Al-Qur’an mengalami peningkatan signifikan yakni pada Kondisi awal (pra siklus) peserta didik yang nilainya di atas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebanyak 7 orang atau 41% dan nilai yang di bawah KKM sebanyak 10 orang atau 59%. Pada siklus I peserta didik yang nilainya di atas KKM sebanyak 9 orang atau 53% dan nilai dibawah KKM 8 orang atau 47%. Pada siklus II peserta didik yang nilainya diatas KKM sebanyak 15 orang atau 88% dan nilai di bawah KKM sebanyak 2 orang atau 12%.
Kata kunci: Struktur Al-Qur’an, Project Based Learning
ABSTRACT
This research is motivated by students’ lack of knowledge in understanding the Qur’an’s material structure. This can be seen from the learning outcomes of students who have not reached the KKM. The data obtained at the pre-cycle stage showed that out of 17 students, only 7 reached the KKM or 41%. Learning actions are taken using the Project Based Learning method to improve the ability to analyze material on the Qur’an’s structure.
The formulation of the problem in this study is: Can Project Based Learning improve the ability to analyze the material structure of the Qur’an for Class X MA PP MDIA Bontoala Makassar students?
This research is a Classroom Action Research (PTK) with Kurt Lewin’s PTK model, which consists of two cycles. Data collection techniques used are observation and tests. The observation technique, namely by using observation sheets of teacher and student activities, while the test technique is a written test using test items.
Based on the results of research conducted at MA PP MDIA Bontoala Makassar, it can be concluded that the application of the Project Based Learning learning model can improve the ability to analyze the structure of the Qur’an in the Al-Qur’an Hadith subject for class X students of MA PP MDIA Bontoala Makassar. This can be seen from the activities of the students in the initial conditions (pre-cycle) before the application of the Project Based Learning learning model, which was only 47% in the first cycle after the application of the Project Based Learning learning model, increased to 65% and in the second cycle 85%.
Likewise, the ability of students to analyze the material structure of the Qur’an has increased significantly, namely in the initial conditions (pre-cycle) students whose scores are above the Minimum Completeness Criteria (KKM) are seven people or 41% and scores below the KKM are ten people or 59%. In cycle I, students whose grades were above the KKM were nine people or 53%, and scores below the KKM were eight people or 47%. In cycle II, students whose scores were above the KKM were 15 people or 88%, and the scores below the KKM were two people or 12%.
Keywords: Al-Qur’an Structure, Project Based Learning
PENDAHULUAN
Mata pelajaran kekhasan agama Islam di Madrasah meliputi: Al- Qur’an Hadis, Akidah Akhlak, Fikih, dan Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) yang merupakan rumpun mata pelajaran Pendidikan Agama Islam pada jenjang pendidikan formal. Al-Qur’an Hadis sebagai salah satu mata pelajaran pada rumpun Pendidikan Agama Islam di Madrasah menekankan pada kemampuan baca tulis yang baik dan benar, memahami makna secara tekstual dan kontekstual serta mengamalkan kandungannya dalam kehidupan sehari- hari untuk menumbuhkan rasa cinta dan penghargaan tinggi kepada Al-Qur’an dan Hadis sebagai pedoman hidup.
Dalam proses pembelajaran Al-Qur’an Hadis, peserta didik seringkali mengalami kesulitan. Pada tahapan usia Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah, jenis kesulitan belajar yang dihadapi peserta didik, yaitu: kurang lancar dalam halbaca tulis Al-Qur’an, menghafal, penguasaan tafsir serta mufrodat, dan pengembangan pengayaan serta penafsiran yang berkaitan dengan realitas sosial. Hal tersebut disebabkan karena peserta didik jenuh dalam belajar, kurang termotivasi, faktor keluarga yang kurang mendukung, kurang lengkapnya sarana prasarana di sekolah, pengaruh lingkungan yang kurang kondusif (Ikmal & Setianingrum, 2018).
Begitupun dalam prakteknya, pembelajaran Al-Qur’an Hadis yang terjadi di madrasah saat ini lebih menekankan pada metode belajar mengajar yang informatif yaitu guru menjelaskan atau ceramah dan peserta didik mendengarkan atau mencatat. Metode mengajar adalah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan interaksi dengan peserta didik padasaat melakukan pembelajaran. Oleh karena itu, peran metode mengajar sebagai alat untuk menciptakan proses belajar peserta didik sehubungan dengan mengajar guru dengan kata lain terciptanya interkasi edukatif (Sudjana, 1998).
Dalam suatu proses belajar mengajar, terdapat dua unsur yang dikatakan penting, yaitu metode mengajar dan media pembelajaran. Untuk mengatasi kesulitan belajar pada pembelajaran Al-Qur’an Hadis dapat dilakukan dengan caramengatur strategi, metode, media, dan teknik yang sesuai dengan masalah yang ada.(Santoso dkk, 2020: 129). Bentukupaya tersebut, yaitu: dengan cara memperbanyak latihan membaca, memperbanyak latihan menghafal, membuat remedial dan memanggil secara khusus peserta didik yang benar-benar bermasalah dalam belajar Al-Quran Hadis. Meskipun demikian, masih ada peserta didik yang mengalami kesulitan dalam belajar Al-Qur’an Hadis. Oleh sebab itu, dibutuhkan kerjasama antara guru dengan orang tua sebagai upaya untuk mengatasi kesulitan belajar Al-Quran Hadis.
Salah satu yang menjadi kesulitan dalam memahami materi pembelajaran Al-Qur’an Hadis yakni pada topik menganalisis struktur Al-Qur’an. Berdasarkan hasil observasi peneliti bahwa di MA PP MDIA Bontoala Makassar khususnya di kelas X, dalam pembelajaran Al-Qur’an Hadis terlihat minimnya kemampuan peserta didik dalam materi menganalisis struktur Al-Qur’an. Pada materi menganalisis struktur Al-Qur’an, peserta didik belum bisa memahami istilah-istilah terkait komposisi dan pembagian Al-Qur’an. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil belajar peserta didik yang belum mencapai KKM. Pada pelaksanaan Penilaian Harian untuk materi komposisi dan pembagian Al-Qur’an, hanya terdapat 7 orang peserta didik dari 17 peserta didik secara keseluruhan yang melampaui nilai KKM.
Selain itu, dalam proses pembelajaran terlihat kurangnya perhatian dan respon peserta didik terhadap pelajaran yang di berikan, sehingga berakibat tidak dapat memahami materi pelajaran. Hal tersebut dimungkin karena metode pembelajaran yang digunakan terkesan monoton dan membosankan. Untuk mengatasi kesulitan tersebut, maka dibutuhkan metode pembelajaran untuk mempermudah peserta didik dalam memahami materi pembelajaran Al-Qur’an Hadis. Metode pembelajaran yang dipilih pun harus sesuai agar kesan pembelajaran yang monoton, membosankan, hanya berpusat pada guru ataupun permasalahan-permasalahan lainnya dapat teratasi.
Salah satu metode pembelajaran yang melibatkan kerjasama antara peserta didik, guru dan orang tua agar tujuanpembelajaran tercapai adalah Project Based Learning. Memperhatikan karakteristiknya yang unik dan komprehensif, metode Project Based Learning cukup potensial untuk mengatasi permasalahan pembelajaran.
Project Based Learning adalah model pembelajaran yang menggunakan proyek atau kegiatan sebagai mediapembelajaran yang melibatkan keaktifan peserta didik dalam memecahkan masalah, dilakukan secara berkelompok/mandiri melalui tahapan ilmiah dengan batasan waktu tertentu yang dituangkan dalam sebuah produk untuk selanjutnya dipresentasikan kepada orang lain (Ariyana dkk, 2018).
Pendapat lain menyebutkan bawha Project Based Learning adalah model pembelajaran yang menekankan pada pemberian tugas, khususnya dalam bentuk proyek yang dapat mengarahkan peserta didik untuk mengalami prosesinkuiri/penyelidikan (Hamidah, dkk, 2019). Dalam Project Based Learning, peserta didik menyelidiki pertanyaan terbuka dan menerapkan pengetahuan mereka untuk menghasilkan produk otentik.
Dampak peningkatan peran aktif serta motivasi peserta didik dalam pembelajaran berbasis Project Based Learning berpengaruh terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis peserta didik. Dengan demikian, Project Based Learningdapat dijadikan pilihan model yang dapat dimodifikasi dalam rancangan strategi pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik.(Hartini, 2017)
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas. Dalam hal ini peneliti mengangkat satu topik yang sesuaidengan kondisi yang dihadapi saat ini, yaitu “meningkatkan kemampuan menganalisis materi struktur Al-Qur’an melalui metode project based learning peserta didik kelas X MA PP MDIA Bontoala Makassar tahun pelajaran 2021-2022.”
Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa suatu tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadidalam suatu kelas secara bersama. Model penelitian tindakan kelas yang digunakan dalam penelitian ini adalah modelyang dikemukakan oleh Kemmis dan Mc Taggart dengan tahapan pra siklus, siklus I dan siklus II.
Data dikumpulkan dengan menggunakan instrument berupa tes tertulis dan lembar aktivitas peserta didik. Aktivitas tersebut diukur dengan menggunakan skala likert dengan penilaian sangat baik, baik, cukup, kurang dan sangat kurang.
Adapun aktivitas peserta didik yang diamati yaitu memberi salam dan berdoa, menjawab pertanyaan guru, memperhatikan tujuan pembelajaran, memperhatikan penjelasan guru, merencanakan aktivitas proyek, menentukan jenis produk, aktif dalam melaksanakan tugas proyek dan mampu mengkomunikasikan hasil proyek.
Analisis data hasil observasi aktivitas peserta didik dilakukan dengan menggunakan analisis persentase berikutini:
|
Keterangan:
P = Angka persentase yang akan dicari
F = Frekuensi aktivitas peserta didik
N = Jumlah aktivitas seluruhnya
Sedangkan data hasil belajar peserta didik pada kemampuan menganalsis materi struktur Al-Qur’an diperoleh melalui tes tertulis berupa soal pilihan ganda dengan bobot nilai keseluruhan 100. Data hasil belajar tersebut diklasifikasi dengan klasifikasi penilaian seperti pada tabel berikut:
Hasil dan Pembahasan
Berdasarkan penelitian pendahuluan (pra siklus) dengan melakukan observasi, bahwa di MA PP MDIA Bontoala Makassar mata pelajaran Al-Qur’an Hadis kelas X dalam menganalisis materi struktur Al-Qur’an, keaktifan dan hasil belajarnya masih tergolong rendah. Pada tahap ini diperoleh data aktivitas peserta didik hanya 47% sedangkan hasil belajar dari 17 peserta didik, yang tidak tuntas 10 peserta didik dengan persentase 59 % dan yang tuntas hanya 7 peserta didik dengan persentase 41 %.
Pada siklus I dilaksanakn sebanyak 1x pertemuan, dimana alokasi waktu setiap pertemuan 2×45 menit, setiap pertemuan dihadiri 17 peserta didik. Pada siklus ini terdapat dua item yang diobservasi yakni ativitas peserta didik dengan menerapkan model pembelajaran project based learning dan hasil belajar peserta didik dalam menganalisis materi struktur Al-Qur’an. Pada tahap ini diperoleh data aktivitas peserta didik 65 %. Adapun hasil belajar, dari 17 peserta didik terdapat 8 peserta didik dengan persentase 47 % peserta didik yang tidak tuntas dan yang tuntas 9 peserta didik dengan persentase 53%.
Berdasarkan hasil observasi dan hasil tes ketuntasan belajar siklus I belum memenuhi indikator keberhasilan yang ditetapkan pada penelitian ini yakni 85 %. Pada siklus ini proses pembelajaran dengan menggunakan project based learning belum terselesaikan, maka perlu dilanjutkan siklus berikutnya
Pada siklus II, diperoleh data aktivitas peserta didik yaitu 85 %. Adapun hasil belajar, dari 17 peserta didik terdapat 2 peserta didik yang tidak tuntas dengan persentase 12 % dan yang tuntas sebanyak 15 peserta didik dengan persentase 88%.
Berdasarkan hasil observasi dan hasil tes ketuntasan belajar siklus II sudah memenuhi indikator keberhasilan yang ditetapkan pada penelitian ini yakni 85%. Pada siklus ini proses pembelajaran dengan menggunakan project based learning telah terselesaikan karena telah memenuhi indikator keberhasilan sebagaimana yang ditetapkan sebelumnya, maka tidak perlu dilanjutkan siklus berikutnya.
Setelah melakukan penelitian menggunakan metode pembelajaran Project Based Learning diperoleh hasil yang memuaskan ketika diterapkan dalam proses belajar mengajar Al-Qur’an Hadis di kelas X MA PP MDIA Bontoala Makassar. Adanya peningkatan melalui aktivitas peserta didik dan pemahaman materi melalui pelaksanaan tes akhir siklus yang dilakukan sebagai bahan evaluasi untuk mengetahui ketercapaian proses pembelajaran.
Penentuan keberhasilan mengacu pada hasil observasi dan hasil belajar peserta didik pada pembelajaran Al-Qur’an Hadis setelah diterapkan metode pembelajaran Project Based Learning. Hal ini terbukti dari peningkatan aktivitas peserta didik dan kemampuan peserta didik dalam menganalisis materi struktur Al-Qur’an yakni sebelum menerapkan metode pembelajaran Project Based Learning sampai setelah proses pembelajaran Al-Qur’an Hadis dengan menerapkan metode pembelajaran Project Based Learning dari siklus I ke siklus II.
Peningkatan aktivitas peserta didik dengan menggunakan metode pembelajaran project based learning dapat dilihat pada grafik berikut:
Sumber: Diolah dari data aktivitas peserta didik
Adapun peningkatan kemampuan peserta didik dalam menganalisis materi struktur Al-Qur’an dengan menggunakan metode pembelajaran project based learning dapat dilihat pada grafik berikut:
Sumber: Diolah dari data hasil belajar peserta didik
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di MA PP MDIA Bontoala Makassar maka dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Project Based Learning dapat meningkatkan kemampuan menganalisis struktur Al-Qur’an pada mata pelajaran Al-Qur’an Hadis peserta didik kelas X MA PP MDIA Bontoala Makassar. Hal ini dapat dilihat dari aktivitas peserta didik yang pada kondisi awal (pra siklus) sebelum penerapan model pembelajaran Project Based Learning hanya 47%, pada siklus I setelah penerapan model pembelajaran Project Based Learning meningkat menjadi 65 % dan pada siklus II 85%.
Begitupun kemampuan peserta didik dalam menganalisis materi struktur Al-Qur’an mengalami peningkatan signifikan yakni pada Kondisi awal (pra siklus) peserta didik yang nilainya di atas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebanyak 7 orang atau 41% dan nilai yang di bawah KKM sebanyak 10 orang atau 59%. Pada siklus I peserta didik yang nilainya di atas KKM sebanyak 9 orang atau 53% dan nilai dibawah KKM 8 orang atau 47%. Pada siklus II peserta didik yang nilainya diatas KKM sebanyak 15 orang atau 88% dan nilai di bawah KKM sebanyak 2 orang atau 12%.
BIBLIOGRAFI
Ariyana, Y., Pudjiastuti, A., Bestary, R., & Zamroni. Buku Pegangan Pembelajaran Berorientasi pada KeterampilanBerpikir Tingkat Tinggi: Program Peningkatan Kompetensi Pembelajaran Berbasis Zonasi. Jakarta: DirektoratJenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2018.
Hamidah, H., Rabbani, T. A. S., Fauziah, S., Puspita, R. A., Gasalba, R. A., & Nirwansyah. Modul ModelPembelajaran Berbasis Proyek Berorientasi HOTS. Jakarta: SEAMEO QITEP in Language.2019.
Hartini, A. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Model Project Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta didik Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran Sekolah Dasar, 1(2), 2017. https://doi.org/http://dx.doi.org/10.30651/else.v1i2a.1038
Ikmal, H., & Setianingrum, S. A. Strategi Guru Al-Qur’an Hadits Dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Membaca Al-Qur’an Peserta Didik. Akademika, 12(02), 2018. https://doi.org/10.30736/adk.v12i02.180.
Santoso, A., Iman, N., & Ariyanto, A. Strategi Guru Dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Al-Qur’an Hadits Di MI Muhamadiyah 12 Ngampel Balong Ponorogo. Jurnal Mahapeserta didik Tarbawi: Journal on Islamic Education,4(2), 2020. https://doi.org/10.24269/tarbawi.v1i2.586.
Sudjana, Nana. Cara Belajar Peserta didik materi Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar Bandung: Sinar Baru, 1998.